Hartakah yang memberikan kita kebahagiaan?
Akan selamanya kah kita mampu membeli segalanya dengan harta?
Jom kita lihat bagaimana Rasulullah menyedarkan hambanya,
Ini ucapan nabi memujuk kaum ansar yg terkilan setelah nabi memberikan kesemua harta ghanimah kepada penduduk Islam Makkah.
“Hai kaum Anshar, aku telah mendengar perkataan kalian! Bukankah ketika aku datang kalian masih dalam keadaan tersesat kemudian ALLAH memberikan hidayah kepada kalian dengan perantaraan aku? Bukankah ketika itu kalian masih bermusuhan kemudian ALLAH mempersatukan hati kalian dengan perantaraanku? Bukankah ketika itu kalian masih hidup menderita kemudian ALLAH membuat kalian berasa cukup dengan perantaraanku?“
Setiap kali Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bertanya, mereka menjawb: “Benar! ALLAH dan Rasul-NYA lebih pemurah dan utama.“
Selanjutnya Nabi صلى الله عليه وآله وسلم bertanya: “Hai kaum Anshar, kenapa kalian tidak menjawab?“
“Apa yang hendak kami katakan wahai Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم ? Dan bagaimanakah kami harus menjawab? Kemuliaan bagi ALLAH dan Rasul-NYA”, sahut mereka.
Nabi melanjutkan: “Demi ALLAH, jika kalian mahu, tentu kalian dapat mengatakan yang sebenarnya: Anda datang kepada kami sebagai orang yang didustakan, kemudian kami benarkan. Anda datang sebagai orang yang dihinakan kemudian kami bela. Anda datang sebagai orang yang diusir kemudian kami lindungi. Anda datang sebagai orang yang menderita kemudian kami santuni.“
Mereka menyahut dengan menjerit diselangi esak tangis: “Kemuliaan itu bagi ALLAH dan Rasul-NYA.“
Rasulullah meneruskan: “Hai kaum Anshar, apakah kalian berasa marah kerana tidak menerima sampah kemewahan dunia yang tiada ertinya? Dengan sampah itu aku hendak menjinakkan suatu kaum yang baru saja memeluk Islam sedangkan kalian telah lama Islam. Hai kaum Ansahr, apakah kalian tidak puas melihat orang lain pulang membawa kambing dan unta, sedangkan kalian pulang membawa Rasulullah? Demi ALLAH, apa yang kalian bawa pulang itu lebih baik daripada apa yang mereka bawa. Demi ALLAH yang nyawa Muhammad berada di tangan-NYA, kalau bukan karena hijrah nescaya aku menjadi salah seorang dari Anshar. Seandainya orang lain berjalan di lereng gunung yang lain, aku pasti turut berjalan di lereng gunung yang ditempuh kaum Anshar. Sesungguhnya kalian akan menghadapi diskriminasi sepeninggalanku maka bersabarlah hingga kalian berjumpa denganku di telaga (surga). Ya ALLAH limpahkanlah rahmat-MU kepada kaum Anshar, kepada anak-anak kaum Anshar, dan kepada cucu kaum Anshar.“
Mendengar ucapan Nabi صلى الله عليه وآله وسلم tersebut, kaum Anshar menangis sehingga janggut mereka dibasahi air mata. Kemudian mereka menjawab: “Kami rela mendapatkan ALLAH dan Rasul-NYA sebagai pembahagian dan kepunyaan kami.“
No comments:
Post a Comment