Friday, October 15, 2010

Sekadar Limpahan Perasaan yang tidak dapat lagi bertakung dalam Jiwa.

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani...

Apa yang hendak aku coretkan disini, hanyalah sekadar bauran emosi dan penyesalan yang tiada kesudahan. Beberapa hari banyak perkara yang berlaku. Banyak amat. Teman-temanku sering berkata aku gemar 'overthinking' tentang sesuatu hal. Walaupun hal itu sepatutnya diambil mudah tetapi kenyataannya, aku akan memikirkannya siang dan malam. Susah benar dikikis sikap itu, seakan sudah melekap dalam minda.

Ketika masa dan waktu makin deras berlalu, meninggalkanku, terasa perpisahan makin dekat dan dekat. Perpisahan kukira amat pedih dan perit untuk ditempuh. Namun seorang kakak berpesan padaku, perpisahan bukan untuk ditangisi, tetapi untuk kita kenali diri dan muhasabah tentang erti kesabaran. Keteguhan hati dan juga kekuatan hati untuk menempuh cabaran mendatang. Berpisah dan bertemu kerana Allah, itu yang patut menjadi sandaranku.

2 tahun bukan tempoh yang singkat untuk ku timba segala pengalaman berharga. Ku mengenal tarbiah, kumengenal dakwah, kumengenal jatuhnya iman, kumengenal perjuangan yang haqiqi, dan kumengenal cinta.

Apa yang pasti semua itu akan kutinggalkan kelak. Tidak sampai sebulan pun lagi, aku akan meninggalkan bumi Pulau Mutiara ini, untuk perjalanan yang lebih jauh lagi. Entah mengapa malam ini hati ini teramat sayu~ sayu amat.

Ah! mungkin kalian akan mengatakan aku seorang manusia yang emosional, biarlah..kali ini saja. Boleh ya?

Pulau Pinang, sebuah negeri yang penuh warna-warni. Warnanya ada yang menenangkan hati, malah ada juga warna garang yang mampu menggugah iman. Subhanallah, besar sungguh hikmah yang Kau berikan ya Allah.

Teringat saat aku dilanda kejatuhan iman yang amat teruk sekali, sehingga tergamak ku bermain dengan futur. Ya Allah, ampunkalah aku. Aku mohon agar jangan Kau memudarkan perkataan itu terus dari pemikiranku. Astaghfirullah.

Kali ini aku bergerak sendiri, sendirian sungguh. Benarlah, kekuatan itu makin sirna. Malah mudah benar untuk aku terjebak lagi dengan anasir-anasir yang membunuh jiwa Islam.

Di saat-saat akhir sebelum ketemu perpisahan, alhamdulillah ada temanku yang begitu cakna. Terbit keharuan dalam hati ini melihat kesungguhannya. Dan alhamdulillah, aku semakin menemukan cahaya. Cahaya cinta Ilahi. Namun apakah aku sahaja yang berperasaan sendiri? Erm, biarlah dahulu. Biar Allah yang menentukan segalanya. Dan aku tidak akan berhenti berdoa untuk itu. Ya Allah....

Kepada kakak-kakak yang memberiku begitu banyak pengajaran dan iktibar, terima kasih kuucapkan. Kalian telah banyak berkorban untuk diri ini, namun adakalanya hati ini terlalu buta untuk menyambut huluran cinta. Maafkan diri ini. Namun kak, aku ingin kalian tahu, aku tidak pernah membenci, malah diri ini sangat kerdil jika dibandingkan dengan peribadi kalian semua. Kerdil amat.

Dan pada teman-teman seperjuangan, kita akan meninggalkan bumi cinta ini, dengan titis air mata, kupasti. Kerana kesayuan yang kita rasai, seiring dengan getaran kalbu yang menyayat sukma.

Dan pada orang-orang yang pernah menawarkan cinta, hanya Allah yang menentukan segalanya............

No comments: